“Analisis dan Desain Tcp
Ip Versi 4”
OLEH
Agia
Lestari/1206524
Weni
Tri Pebria Murza/1206521
Desri
Rapika/1206520
Yoga Andi Alpiko/1206526
Surti
Meli Hidayanti
FAKULTAS
TEKNIK
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan kehadiran allah swt, yang
atas rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang
berjudul “desain dan analisis TCP/IP versi 4”.penulisan makalah ini merupakan
salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah analisis dan desain system
jaringan di universitas negeri padang.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa banyak
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,mengingat akan kemampuan
yang kami miliki.untuk itu,kritik dan saran dari semua pak sangat kami harapkan
demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini kami menyampaikna ucapan
terimah kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini,khususnya kepada dosen kami yang teah memberikan
tugas dan petunjuk kepada kami,sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini.
Padang,
31 Agustus 2014
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam dunia komunikasi kita sering mengenal istilah jaringan.jaringan
itu sendiri dapat mempermudah kita dalam menghubungkan suatu PC dengan PCyang
lainnya.untuk menghubungkan PC 1 dengan PC 2 maka diperlukan jaringan tanpa
kabel dan jaringan menggunakan kabel.dalam kedua proses tersebut diperlukan
tahap dalam memudahkan menghubungkan antar pc tersebut .yaitu dengan
menggunakan TCP/IP.TCP/IP (singkatan dari transmission control
protocol/internet protocol) adalah standar komunikasi data yang digunakan oleh
komunikasi internet dalam proses tukar-menukar data dari satu komputer ke
komputer lain di dalam jaringan internet.
Protocol TCP/IP dikembangkan pada akhir decade
1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah protocol standar untuk menghubungkan
komputer-komputer dan jaringan untuk membentuk sebuah jaringan yang
luas(WAN).TCP/IP merupakan sebuah standar jaringan terbuka yang bersifat
independen terhadap mekanisme transport jaringan fisik yang digunakan,sehingga
dapat digunakan di mana saja.protokol ini menggunakan skema pengalamatan yang
sederhana yang disebut sebagai alamat ip address yang mengizinkan hingga
beberapa ratus juta komputer untuk dapat saling berhubungan satu sama lainnya
di internet.protokol TCP/IP selalu berevoluisi seiring dengan waktu,mengingat
semakin banyaknya kebutuhan terhadap jaringan komputer dan internet.
Dewasa ini perkembangan dunia internet semakin maju
dan berkmembang,selain browsing.chatting,dan lain sebagainya,perkembangan
sekarang sudah sampai ke VOIP(voice over internet protocol) yang memungkinkan
pengguna dapat mentransfer tidak hanya data namun suara,streaming video, gambar
dan lain sebagainya.serta teknologi lain yang telah maju pesat ketimbang dunia
otomotif maupun ilmu pengetahuan yang bersifat sains yang mampu
terlewatkan,karena beberapa detik saja penemuan-penemuan serta perkembngan
dunia teknilogi informasi terus meningkat.internt protocol (IP) merupakan salah
satu lapisan internet referensi model DOD(setaraf dengan OSI model) yang
berfungsi memberikan alamat atau identitas logika sehingga kita dapat
meelakukan aktivitas internet.
Dengan menggunakan notasi angka berjumlah 32 bit.ip
addres dikatakan alamat logika karena dibuat oleh peerangkat lunak dan secara
dinamis dapat berubah jika peralatan kita pindah ke jaringan lain.jadi ada
perbedaan dengan mac address yang diberikaan secara permanen oleh vendor
pembuatnya pada saat peralatan atau hardware tersebut dibuat.
Ip memiliki 3 fungsi utama yaitu:
1.
Servis yang tidak bergaransi
(connetionless oriented)
2.
Pemeahan (fragmentation)dan penyatuan
paket.
3.
Fungsi routing (meneruskan paket)
Saat ini banyak dipakai adalah IP versi 4 yang tidak
banyak mengalami perubahan sejak RFC 791
dipublikasikan pada tahun 1991.IP versi 4 telah terbukti tangguh,mudah
diimplementasikan dan berperan dalam memperbesarkan internetwork yang kecil
menjadi internet yang global seperti sekarang ini.
BAB II
PEMBAHASAN
ANALISIS DAN DESAIN TCP/IP VERSI 4
TCP/IP
TCP/IP (singkatan
dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi
data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data
dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini
tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan
protokol (protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling
banyak digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk
perangkat lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada
perangkat lunak ini adalah TCP/IP stack
Protokol TCP/IP
dikembangkan pada akhir dekade 1970-an hingga awal 1980-an sebagai sebuah
protokol standar untuk menghubungkan komputer-komputer dan jaringan untuk
membentuk sebuah jaringan yang luas (WAN). TCP/IP merupakan sebuah standar
jaringan terbuka yang bersifat independen terhadap mekanisme transport jaringan
fisik yang digunakan, sehingga dapat digunakan di mana saja. Protokol ini
menggunakan skema pengalamatan yang sederhana yang disebut sebagai alamat IP
(IP Address) yang mengizinkan hingga beberapa ratus juta komputer untuk dapat
saling berhubungan satu sama lainnya di Internet. Protokol ini juga bersifat
routable yang berarti protokol ini cocok untuk menghubungkan sistem-sistem
berbeda (seperti Microsoft Windows dan keluarga UNIX) untuk membentuk jaringan
yang heterogen.
Protokol TCP/IP
selalu berevolusi seiring dengan waktu, mengingat semakin banyaknya kebutuhan
terhadap jaringan komputer dan Internet. Pengembangan ini dilakukan oleh
beberapa badan, seperti halnya Internet Society (ISOC), Internet Architecture
Board (IAB), dan Internet Engineering Task Force (IETF). Macam-macam protokol
yang berjalan di atas TCP/IP, skema pengalamatan, dan konsep TCP/IP
didefinisikan dalam dokumen yang disebut sebagai Request for Comments (RFC)
yang dikeluarkan oleh IETF.
TCP/IP pun mempunyai beberapa layer, layer-layer itu
adalah :
1. IP
(internet protocol) yang berperan dalam pentransmisian paket data dari node ke
node. IP mendahului setiap paket data berdasarkan 4 byte (untuk versi IPv4)
alamat tujuan (nomor IP). Internet authorities menciptakan range angka untuk
organisasi yang berbeda. Organisasi menciptakan grup dengan nomornya untuk
departemen. IP bekerja pada mesin gateaway yang memindahkan data dari
departemen ke organisasi kemudian ke region dan kemudian ke seluruh dunia.
2. TCP
(transmission transfer protocol) berperan didalam memperbaiki pengiriman data
yang benar dari suatu klien ke server. Data dapat hilang di tengah-tengah
jaringan. TCP dapat mendeteksi error atau data yang hilang dan kemudian
melakukan transmisi ulang sampai data diterima dengan benar dan lengkap.
3. Sockets
yaitu merupakan nama yang diberikan kepada subrutin paket yang menyediakan
akses ke TCP/IP pada kebanyakan sistem.
IP
versi 4
IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan
jaringan yang digunakan di dalam protocol jaringan TCP/IP yang menggunakan
protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296
host di seluruh dunia.
Alamat IP versi 4 umumnya diekspresikan
dalam notasi desimal bertitik (dotted-decimal notation), yang dibagi ke dalam
empat buah oktet berukuran 8-bit. Dalam beberapa buku referensi, format
bentuknya adalah w.x.y.z. Karena setiap oktet berukuran 8-bit, maka nilainya
berkisar antara 0 hingga 255 (meskipun begitu, terdapat beberapa pengecualian
nilai).
Alamat IP yang dimiliki oleh sebuah host
dapat dibagi dengan menggunakan subnet mask jaringan ke dalam dua buah bagian,
yakni:
· Network
Identifier/NetID atau Network Address (alamat jaringan) yang
digunakan khusus untuk mengidentifikasikan alamat jaringan di mana host berada.
Dalam banyak kasus, sebuah alamat network identifier adalah sama dengan segmen
jaringan fisik dengan batasan yang dibuat dan didefinisikan oleh router IP.
Meskipun demikian, ada beberapa kasus di mana beberapa jaringan logis terdapat
di dalam sebuah segmen jaringan fisik yang sama dengan menggunakan sebuah
praktek yang disebut sebagai multinetting. Semua sistem di dalam
sebuah jaringan fisik yang sama harus memiliki alamat network identifier yang
sama. Network identifier juga harus bersifat unik dalam sebuah Internetwork.
Jika semua node di dalam jaringan logis yang sama tidak dikonfigurasikan dengan
menggunakan network identifier yang sama, maka terjadilah masalah yang disebut
dengan routing error.Alamat network identifier tidak
boleh bernilai 0 atau 255.
· Host
Identifier/HostID atau Host address (alamat host) yang digunakan
khusus untuk mengidentifikasikan alamat host (dapat berupa workstation, server
atau sistem lainnya yang berbasis teknologi TCP/IP) di dalam
jaringan. Nilai host identifier tidak boleh bernilai 0 atau 255 dan
harus bersifat unik di dalam network identifier/segmen jaringan di mana ia
berada.
Alamat IPv4 terbagi menjadi beberapa
jenis, yakni sebagai berikut:
1) Alamat Unicast, merupakan alamat IPv4 yang ditentukan
untuk sebuah antarmuka jaringan yang dihubungkan ke sebuah Internetwork IP.
Alamat unicast digunakan dalam komunikasi point-to-point atau one-to-one. Jika
ada sebuah intranet tidak yang terkoneksi ke Internet, semua alamat IP dalam
ruangan kelas alamat unicast dapat digunakan. Jika koneksi dilakukan secara
langsung (dengan menggunakan teknik routing) atau secara tidak langsung (dengan
menggunakan proxy server).
Maka ada dua jenis alamat yang dapat digunakan di dalam Internet, yaitu
public address (alamat publik) dan private address (alamat pribadi).
ü Alamat publik adalah alamat-alamat yang telah ditetapkan
oleh InterNIC dan berisi beberapa buah network identifier yang telah dijamin
unik (artinya, tidak ada dua host yang menggunakan alamat yang sama) jika
intranet tersebut telah terhubung ke Internet.
ü Alamat Privat. Untuk host-host di dalam sebuah organisasi yang tidak
membutuhkan akses langsung ke Internet, alamat-alamat IP yang bukan duplikat
dari alamat publik yang telah ditetapkan mutlak dibutuhkan. Untuk mengatasi
masalah pengalamatan ini, para desainer Internet mereservasikan sebagian
ruangan alamat IP dan menyebut bagian tersebut sebagai ruangan alamat pribadi. Sebuah
alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat pribadi tidak akan digunakan
sebagai sebuah alamat publik. Alamat IP yang berada di dalam ruangan alamat
pribadi dikenal juga dengan alamat pribadi atau Private Address.
Ruangan alamat
pribadi yang ditentukan di dalam RFC 1918 didefinisikan di dalamtiga blok
alamat berikut:
1.
10.0.0.0/8
Jaringan
pribadi (private network) 10.0.0.0/8 merupakan
sebuah network identifier kelas A yang mengizinkan alamat IP
yang valid dari 10.0.0.1 hingga 10.255.255.254.
Jaringan pribadi 10.0.0.0/8 memiliki 24 bit host yang dapat
digunakan untuk skema subnetting di dalam sebuah organisasi
privat.
2.
172.16.0.0/12
Jaringan
pribadi 172.16.0.0/12 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah
block dari 16 network identifier kelas B atau sebagai sebuah ruangan alamat
yang memiliki 20 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier,
yang dapat digunakan dengan menggunakan skema subnetting di dalam sebuah organisasi
privat. Alamat jaringan privat 172.16.0.0/12mengizinkan
alamat-alamat IP yang valid dari 172.16.0.1 hingga 172.31.255.254.
3.
192.168.0.0/16
Jaringan
pribadi 192.168.0.0/16 dapat diinterpretasikan sebagai sebuah
block dari 256 network identifier kelas C atau sebagai sebuah ruangan alamat
yang memiliki 16 bit yang dapat ditetapkan sebagai host identifier yang dapat
digunakan dengan menggunakan skema subnetting apapun di dalam sebuah
organisasi privat. Alamat jaringan privat192.168.0.0/16 dapat
mendukung alamat-alamat IP yang valid dari 192.168.0.1 hingga 192.168.255.254.
4.
169.254.0.0/16
Alamat
jaringan ini dapat digunakan sebagai alamat privat karena memang IANA mengalokasikan untuk tidak menggunakannya. Alamat IP
yang mungkin dalam ruang alamat ini adalah 169.254.0.1 hingga 169.254.255.254,
dengan alamat subnet mask 255.255.0.0. Alamat ini digunakan sebagai
alamat IP privat otomatis (dalam Windows, disebut denganAutomatic Private
Internet Protocol Addressing (APIPA)).
Ruang alamat
|
Dari alamat
|
Sampai alamat
|
Keterangan
|
010.000.000.000/8
|
010.000.000.001
|
010.255.255.254
|
Ruang alamat privat yang sangat
besar (mereservaskan kelas A untuk digunakan)
|
172.016.000.000/12
|
172.016.000.001
|
172.031.255.254
|
Ruang alamat privat yang besar
(digunakan untuk jaringan menengah hingga besar)
|
192.168.000.000/16
|
192.168.000.001
|
192.168.255.254
|
Ruang alamat privat yang cukup
besar (digunakan untuk jaringan kecil hingga besar)
|
169.254.000.000/16
|
169.254.000.001
|
169.254.255.254
|
Digunakan oleh fitur Automatic
Private Internet Protocol Addressing (APIPA) dalam beberapa sistem operasi.
|
2) Alamat Broadcast
merupakan alamat
IPv4 yang didesain agar diproses oleh setiap node IP dalam segmen jaringan yang
sama. Alamat broadcast digunakan dalam komunikasi one-to-everyone. Berbeda
dengan alamat IP unicast atau alamat IP multicast, alamat IP broadcast hanya
dapat digunakan sebagai alamat tujuan saja, sehingga tidak dapat digunakan
sebagai alamat sumber. Ada empat buah jenis alamat IP broadcast, yakni network
broadcast, subnet broadcast, all-subnets-directed broadcast, dan Limited
Broadcast. Untuk setiap jenis alamat broadcast tersebut, paket IP broadcast
akan dialamatkan kepada lapisan antarmuka jaringan dengan menggunakan alamat
broadcast yang dimiliki oleh teknologi antarmuka jaringan yang digunakan.
Sebagai contoh, untuk jaringan Ethernet dan Token Ring, semua paket broadcast
IP akan dikirimkan ke alamat broadcast Ethernet dan Token Ring, yakni
0xFF-FF-FF-FF-FF-FF.
Ada beberapa macam bagian dari broadcast
yaitu:
a) Network Broadcast
Alamat network
broadcast IPv4 adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset
semua bit host menjadi 1 dalam sebuah alamat yang
menggunakan kelas (classful). Contohnya adalah, dalam NetID 131.107.0.0/16,
alamat broadcast-nya adalah 131.107.255.255. Alamat network
broadcast digunakan untuk mengirimkan sebuah paket untuk semua host yang
terdapat di dalam sebuah jaringan yang berbasis kelas. Router tidak dapat meneruskan
paket-paket yang ditujukan dengan alamat network broadcast.
b) Subnet broadcast
Alamat subnet
broadcast adalah alamat yang dibentuk dengan cara mengeset semua bit host
menjadi 1 dalam sebuah alamat yang tidak menggunakan kelas (classless).
Sebagai contoh, dalam NetID 131.107.26.0/24, alamat broadcast-nya
adalah 131.107.26.255. Alamat subnet broadcast digunakan untuk
mengirimkan paket ke semua host dalam sebuah jaringan yang
telah dibagi dengan cara subnetting, atau supernetting.
Router tidak dapat meneruskan paket-paket yang ditujukan dengan alamat subnet
broadcast.
Alamat subnet
broadcast tidak terdapat di dalam sebuah jaringan yang menggunakan
kelas alamat IP, sementara itu, alamat network broadcast tidak
terdapat di dalam sebuah jaringan yang tidak menggunakan kelas alamat IP.
c) All-subnets-directed broadcast
Alamat IP
ini adalah alamat broadcast yang dibentuk dengan mengeset semua bit-bit network
identifier yang asli yang berbasis kelas menjadi 1 untuk sebuah jaringan
dengan alamat tak berkelas (classless). Sebuah paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini
akan disampaikan ke semua host dalam semua subnet yang
dibentuk dari network identiferyang berbasis kelas yang asli.
Contoh untuk alamat ini adalah untuk sebuah network identifier 131.107.26.0/24,
alamat all-subnets-directed broadcast untuknya adalah131.107.255.255.
Dengan kata lain, alamat ini adalah alamat jaringan broadcast dari network
identifier alamat berbasis kelas yang asli. Dalam contoh di atas,
alamat 131.107.26.0/24 yang merupakan alamat kelas B, yang secara default
memiliki network identifer 16, maka alamatnya adalah
131.107.255.255.
d) Limited broadcast
Alamat ini adalah alamat yang dibentuk dengan mengeset semua
32 bit alamat IP versi 4 menjadi 1 (11111111111111111111111111111111
atau 255.255.255.255). Alamat ini digunakan ketika sebuah node IP
harus melakukan penyampaian data secara one-to-everyone di
dalam sebuah jaringan lokal tetapi ia belum mengetahui network identifier-nya.
Contoh penggunaanya adalah ketika proses konfigurasi alamat secara otomatis
dengan menggunakan Boot Protocol (BOOTP) atau Dynamic Host Configuration Protocol(DHCP). Sebagai contoh, dengan DHCP,
sebuah klien DHCP harus menggunakan alamat ini
untuk semua lalu lintas yang dikirimkan hingga server DHCP memberikan sewaan alamat IP
kepadanya.
Semua host, yang berbasis kelas atau tanpa kelas
akan mendengarkan dan memproses paket jaringan yang dialamatkan ke alamat ini.
Meskipun kelihatannya dengan menggunakan alamat ini, paket jaringan akan dikirimkan ke semua node di
dalam semua jaringan, ternyata hal ini hanya terjadi di dalam jaringan lokal
saja, dan tidak akan pernah diteruskan oleh router IP,
mengingat paket data dibatasi saja hanya dalam segmen jaringan lokal saja.
Karenanya, alamat ini disebut sebagai limited broadcast.
3) Alamat Multicast
merupakan alamat
IPv4 yang didesain agar diproses oleh satu atau beberapa node dalam segmen
jaringan yang sama atau berbeda. Alamat multicast digunakan dalam komunikasi
one-to-many. Alamat IP Multicast (Multicast IP Address) adalah alamat yang
digunakan untuk menyampaikan satu paket kepada banyak penerima. Dalam sebuah
intranet yang memiliki alamat multicast IPv4, sebuah paket yang ditujukan ke
sebuah alamat multicast akan diteruskan oleh router ke subjaringan di mana
terdapat host-host yang sedang berada dalam kondisi "listening"
terhadap lalu lintas jaringan yang dikirimkan ke alamat multicast tersebut.
Dengan cara ini, alamat multicast pun menjadi cara yang efisien untuk
mengirimkan paket data dari satu sumber ke beberapa tujuan untuk beberapa jenis
komunikasi. Alamat multicast didefinisikan dalam RFC 1112.
Alamat IP versi 4 dibagi ke dalam beberapa
kelas. Sebenarnya yang menjadi pembeda kelas IP versi 4 adalah pola biner yang
terdapat dalam oktet pertama (utamanya adalah bit-bit awal/high-order bit),
tapi untuk lebih mudah mengingatnya, akan lebih cepat diingat dengan
menggunakan representasi desimal.
Alasan klasifikasi ini antara lain :
a) Memudahkan sistem pengelolaan dan pengaturan
alamat-alamat.
b) Memanfaatkan jumlah alamat yang ada secara optimum (tidak
ada alamat yang terlewat).
c) Memudahkan pengorganisasian jaringan di seluruh dunia
dengan membedakan jaringan tersebut termasuk kategori besar, menengah, atau
kecil.
d) Membedakan antara alamat untuk jaringan dan alamat untuk
host/router
Kelas-kelas
tersebut :
a. Kelas
A
- Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit
- IP address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 128 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255).
- IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar
b. Kelas
B
- Dua bit pertama IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya adalah host ID.
- IP address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx,
- Jadi berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau sekitar 65 ribu host.
c. Kelas
C
- Tiga bit pertama IP address kelas C selalu diset 110
- Network ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
- IP address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
d. Kelas
D
- IP address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247, sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID dan host ID.
e.
Kelas E
- IP address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
IPv4
Address Prefixes
Representasi prefix dari alamat IPv4
adalah menunjukkan banyaknya jumlah alamat pada IPv4. Unutk menetukan panjang
notasi dari alamat prefix, kamu bisa memulainya dengan cara merubah seluruh
variable bit menjadi 0, kemudian konversi ke notasi decimal, dan tambahkan
potongan bit yang telah ditentukan(panjang prefix) diawal pengalamatan.
Sebagai contoh, misalnya alamat IPv4
adalah 131.107.0.0/16 memiliki 16 bit yang telah ditentukan (100000011
01101011). Awali pengalamatan dengan 16 bit sebelumnya yang telah ditentukan,
kemudian merubah 16 bit terahir menjadi bit 0, sehingga hasilnya menjadi
1000000111 01101011 00000000 00000000 atau 131.107.0.0. Kemudian tinggal
menambahkan potongan bit yang telah ditentukan (/16) untuk merepresentasikan
alamat prefix dari 131.107.0.0/16.
Header
TCP/IPV4
IP Packet
Header
Gambar diatas menunjukkan format header paket IP, bisa kita
lihat paket header IP terdiri dari bermacam-macam field yang akan
kita bahas dibawah ini.Version menunjukkan versi IP dari paket tersebut.
Field sebesar 4-bit tersebut berisi 0100mengindikasikan versi 4 (IPv4)
atau 0110 mengindikasikan versi 6 (IPv6).
Header Length adalah field 4-bit yang menunjukkan
panjang header suatu paket IP dalam bentuk 32-bit words. Panjang minimum IP
header adalah 20 octet dan bisa meningkat sampai maksimum 60 octet.
Type of Service (TOS) adalah field sebesar 8-bit yang
dapat digunakan untuk menentukan servis spesial yang ditangani oleh paket. File
ini dapat dibagi menjadi dua sub-field: Precedence dan TOS.Precedence menetapkan
prioritas paket. TOS memungkinkan pemilihan servis pengiriman
dalam hal throughput, delay, reliability, dan ongkos moneter. Meski field ini
tidak banyak digunakan (semua bit di set 0), akhir-akhir ini protokol OSPF
menggunakan field ini untuk TOS routing.
Total Length adalah field 16-bit yang menentukan
panjang total sebuah paket termasuk header dalam format octet. Dengan mengambil
header length, penerima bisa menentukan ukuran payload dari sebuah paket.
Karena desimal terbesar yang bisa dicapai oleh 16-bit adalah 65.535, maka
kemungkinan ukuran maximum suatu paket adalah 65.535 octet.
Identifier adalah field 16-bit yang digunakan
bersama-sama dengan field flag dan fragment offsetuntuk
fragmentasi paket. Paket-paket harus di fragmentasi menjadi paket yang lebih
kecil jika panjang original melebihi Maximum Transmission Unit (MTU) medium
transmisi yang akan dilewati.
Flags adalah field 3-bit yang bit pertamanya tidak
dipakai. Bit kedua adalah bit Don’t Fragment (DF). Jika bit DF di set 1, router
tidak dapat mem-fragment paket. Jika paket tidak bisa diforward tanpa di
fragment terlebih dahulu maka router akan membuang paket tersebut dan
mengirimkan pesan error kepada pengirim. Fungsi ini bisa digunakan untuk
mengetes MTU dalam suatu network.
Fragment Offset adalah field 13-bit yang menentukan offset,
dalam format 8 octet, dari awal header sampai awal fragment. Karena
fragment-fragment kemungkinan datang tidak berurutan, maka field fragment
offset memungkinkan potongan-potongan tersebut dapat disusun kembali sesuai
urutannya.
Catatan:
jika satu saja fragment hilang dalam perjalanan transmisi, maka paket akan
dikirim dan di fragmentasi ulang. Untuk itu, error-prone pada data
link bisa menyebabkan delay yang tidak sebanding. Dan jika fragment hilang
disebabkan oleh adanya congestion (traffik padat) maka proses
pengiriman ulang semua fragment-fragment paket ini dapat semakin meningkatkan congestionyang
sudah ada.
Time to Live (TTL) field 8-bit yang akan di set dengan
angka tertentu ketika paket pertama kali di hasilkan. Setiap kali paket di
serahkan dari router ke router, maka setiap router akan mengurangi angka ini.
Jika pada titik tertentu angka ini mencapai 0, paket akan diabaikan dan pesan
error akan dikirimkan pada pengirim. Proses ini mencegah paket-paket
bergentayangan dalam network tanpa henti.
Pada mulanya, TTL ditetapkan dalam satuan detik; jika paket
tertahan lebih dari satu detik didalam router, maka router akan melakukan
penyesuaian pada TTL. Namun, pendekatan ini sulit untuk diterapkan dan tidak
pernah di support secara general. Router modern cukup mengurangi TTL sebesar 1
satuan, tidak peduli berapa lama waktu delay yang sebenarnya, jadi dalam hal
ini TTL sebenarnya adalah hop count. TTL yang direkomendasikan adalah
sebesar 64, meski nilai sebesar 15 dan 32 juga sering dipakai.
Protocol field 8-bit yang memberikan “address” atau
nomor protocol pada protocol transport layer dimana informasi paket ditujukan.
Tabel dibawah ini menunjukkan beberapa penomoran protokol saat ini.
Header Checksum field
untuk mendeteksi error pada IP header. Checksum tidak dihitung untuk
enkapsulasi data; UDP, TCP, dan ICMP mempunyai
checksum sendiri. Field ini mengandung 16-bit 1 sebagai pelengkap checksum,
dihitung oleh pembuat paket. Penerima akan menghitung kembali jumlah pelengkap
16-bit 1 beserta checksum aslinya. Jika tidak ada error yang terjadi pada
perjalanan paket, maka hasil checksum adalah angka 1 semua. Ingat, setiap router yang disinggahi
mengurangi angka TTL, karena itu checksum harus dihitung ulang pada setiap
router.
Source dan Destination Addresses masing-masing adalah field
32-bit IP address dari pengirim paket dan penerima paket. Format IP address
akan dibahas besok, atau besok-besok pada kategori yang sama.
Options adalah
field variable-length yang opsional. Biasanya digunakan untuk tujuan testing.
Penggunaannya seringkali adalah untuk :
·
Loose source routing, yang didalamnya terdapat
list dari semua IP address dari interface router. Paket harus melintasi semua
address ini, meskipun harus melewati beberapa hop yang lain terlebih dulu.
·
Strict source routing, yang didalamnya juga
terdapat list beberapa IP address router. Tidak seperti loose source routing,
paket harus mengikuti jalur persis seperti pada list. Jika next hop bukanlah
address yang ada pada list, maka akan terjadi error.
·
Record route menyediakan
ruang bagi setiap router untuk memasukkan informasi address dari outgoing interface-nya sehingga semua
router yang disinggahi oleh paket tercatat. Record
route menyediakan fungsi
yang sama seperti trace hanya saja Record route mencatat outgoing interface baik pada
jalur ke arah tujuan maupun jalur kembali.
·
Timestamp adalah
option yang mirip dengan record route hanya saja setiap router juga memasukkan
sebuah timestamp: paket tidak hanya merekap jalur tapi juga merekam kapan paket
berada pada titik di jalur tersebut.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
TCP/IP (singkatan
dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol) adalah standar komunikasi
data yang digunakan oleh komunitas internet dalam proses tukar-menukar data
dari satu komputer ke komputer lain di dalam jaringan Internet. Protokol ini
tidaklah dapat berdiri sendiri, karena memang protokol ini berupa kumpulan protokol
(protocol suite). Protokol ini juga merupakan protokol yang paling banyak
digunakan saat ini. Data tersebut diimplementasikan dalam bentuk perangkat
lunak (software) di sistem operasi. Istilah yang diberikan kepada perangkat
lunak ini adalah TCP/IP stack.
IPv4 adalah sebuah jenis pengalamatan
jaringan yang digunakan di dalam protocol jaringan TCP/IP yang menggunakan
protokol IP versi 4. Panjang totalnya adalah 32-bit, dan secara teoritis dapat
mengalamati hingga 4 miliar host komputer atau lebih tepatnya 4.294.967.296
host di seluruh dunia.
B.
Saran
Dengan dibuatnya makalah tentang
Analisis Desain TCP/IP versi 4 diharapkan bisa memahami tentang materi ini dan
bisa memaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari
Pertanyaan:
1. Apa
guna standar dalam dunia jaringan computer? (Rifeldo Praguna)
2. Apa
analisis desain system IPV4 dan pada layer berapa diletakkannya? (Eta Moethia
Harahap)
3. Atas
dasar apa kelas itu dibagi dan bagaimana cara pembagiannya? (Westi Rahman)
Jawaban:
1. Standar
merupakan aturan yang mengatur atau mengijinkan terjadinya hubungan,
komunikasi, dan perpindahan data antara dua atau lebih titik computer.
2.
Desain
system IPV4
Kelas-kelas pada
TCP/IPV4:
a. Kelas
A
·
Bit
pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host
ID 24 bit.
·
IP
address kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 128
network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255).
·
IP
address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar
b. Kelas
B
·
Dua
bit pertama IP address kelas B selalu diset 10 sehingga byte pertamanya selalu
bernilai antara 128-191. Network ID adalah 16 bit pertama dan 16 bit sisanya
adalah host ID.
·
IP
address kelas B ini mempunyai range IP dari 128.0.xxx.xxx sampai
191.255.xxx.xxx,
·
Jadi
berjumlah 65.255 network dengan jumlah host tiap network 255 x 255 host atau
sekitar 65 ribu host.
c. Kelas
C
·
Tiga
bit pertama IP address kelas C selalu diset 110
·
Network
ID terdiri dari 24 bit dan host ID 8 bit sisanya sehingga dapat terbentuk
sekitar 2 juta network dengan masing-masing network memiliki 256 host.
·
IP
address kelas C mulanya digunakan untuk jaringan berukuran kecil seperti LAN.
d. Kelas
D
·
IP
address kelas D digunakan untuk keperluan multicasting. 4 bit pertama IP address
kelas D selalu diset 1110 sehingga byte pertamanya berkisar antara 224-247,
sedangkan bit-bit berikutnya diatur sesuai keperluan multicast group yang
menggunakan IP address ini. Dalam multicasting tidak dikenal istilah network ID
dan host ID.
e.
Kelas E
·
IP
address kelas E tidak diperuntukkan untuk keperluan umum. 4 bit pertama IP
address kelas ini diset 1111 sehingga byte pertamanya berkisar antara 248-255.
Pada layer berapa diletakkannya
TCP IPV4 ini merupakan protocol sam
halnya dengan OSI dimana
OSI terdiri dari 7 layer yaitu:
1. Physical
Layer
2. Data-Link
Layer
3. Network
Layer
4. Transport
Layer
5. Session
Layer
6. Presentation
Layer
7. Application
Layer
TCP/IPV4
terdiri dari 4 layer yaitu:
1. Network
Acces Layer
2. Internet
Layer
3. Transport
layer
4. Application
layer
3.
Kelas
itu dibagi berdasarkan penggunaannya:
Pada Kelas A memiliki skala A= Besar
Pada Kelas B memiliki skala B = Menengah
Pada Kelas C memiliki skala C = Kecil
Pada Kelas D memiliki skala D = Cadangan
Pada Kelas E memiliki skala E =
Eksperimen
Jadi pembagian kelas pada TCP IPV4 itu
berdasarkan pada penggunaannya.
DAFTAR PUSTAKA
Desi Nilawati.2014.”Apa itu TCP/IPV4 dan
IPV6”. http://desinilawati.blogspot.com/2013/12/apa-itu-tcpipv4-dan-ipv6.html
Stevanni Amelia.2014.”Analisis dan
Desain IPV4”. http://stevanniamelia.blogspot.com/2014/10/analisis-dan-desain-ipv4.html
Candra Setiawan.2009.”IPV4 Packet
Header”.http://pekoktenan.wordpress.com/2009/03/31/ip-packet-header/
0 komentar:
Posting Komentar