Jumat, 21 November 2014

Posted by blog informatika on 20.28 No comments


MAKALAH
ANALISIS DAN DESAIN SISTEM JARINGAN
“Analisis dan Desain TCP/IP Versi 6”


Oleh :
Kelompok 3 (Tiga)
Gusdanela                             1206535
Muhammad Iqbal                   1206515
Ranra Putra                            1206545
Sri Yani Sukmawati                 1206516
 Sri Ria Swissti Rahman          1206512
Pendidikan Teknik Informatika
Universitas Negeri Padang
2014


            A.    Latar Belakang alamat IPv6
Sejak awal tahun 1990-an, organisasi  Internet Enginering Task Force (IETF) mulai menyadari bahwa suatu saat routing protocol IPv4 akan mengalami keterbatasan dalam penyediaan alamat Internet Protocol (IP) dan mulai mencari suatu routing protocol pengganti yang dapat menyediakan jumlah alamat IP lebih banyak. Hal ini yang kemudian mengawali proses pengembangan IPv6 (IP next generation) sebagai penerus IPv4. Untuk IPv6 ditetapkan menjadi salah satu standar IETF melalui RCF 2460.
Perubahan ke IPv6 juga mendorong berkembangnya protokol-protokol baru pada OSI dan TCP/IP sebagai penunjang protocol routing IPv6 itu sendiri, seperti misalnya protokol baru Internet Control Message Protocol (ICMPv6),Neighbor Discovery, dan Mlticast Listener Discovery (MLD). Header IPv6 yang lebih sederhana sehingga hal ini juga mempengaruhi infrastruktur network keseluruhan.
IPv6 telah dirancang dengan skalabilitas yang tinggi agar dapat digunakan dalam jangka waktu yang lama untuk terus memungkinkan pertumbuhan Internet. Namun,penerapan IPv6 masih berjalan lambat dan masih terbatas dalam jaringan internet tertentu.hal ini terjadi karena perangkat dan infrastruktur yang secara luas digunakan dalam keseluruhan jaringan internet masih merupakan perangkat dan infrastruktur dari IPv4, dan sepertinya masih akan terus berlangsung sampai beberapa waktu ke depan. Akan tetapi cepat atau lambat pada akhirnya IPv6 akan menggantikan dominasi dari IPv4 sebagai routing protocol.
Sebelum perubahan infrastruktur sepenuhnya ke IPv6, maka diperlukan suatu solusi di mana IPv6 harus dapat berdampingan dengan IPv4, keduanya harus dapat saling berkomunikasi dengan compability yang sesuai. Apabila selama masa transisi hal tersebut tidak dapat terpenuhi,maka dapat terjadi kekacauan pada jaringn internet. Inilah yang membuat transisi dari IPv4 ke IPv6 dilakukan secara bertahap. Sebagai salah satu solusi dari permasalahan ini adalah dengan menggunakan metode Tunneling.
   B.     Teori Dasar alamat IPv6
1.      Definisi dan Spesifikasi Dasar IPV6
IP versi 6 (IPv6) adalah protokol Internet versi baru yang didesain sebagai pengganti dari Internet protocol versi 4 (IPv4) yang didefinisikan dalam RFC 791.Request for Comments (RFC) adalah salah satu dari seri dokumen infomasi dan standar Internet bernomor yang diikuti secara luas oleh perangkat lunakuntuk digunakan dalam jaringaninternet dan beberapa sistem operasi jaringan
Berbeda dengan IPv4 yang hanya memiliki panjang 32-bit (jumlah total alamat yang dapat dicapainya mencapai 4,294,967,296 alamat), IPv6 memiliki panjang 128-bit. IPv4, meskipun total alamatnya mencapai 4 miliar, pada kenyataannya tidak sampai 4 miliar alamat, karena ada beberapa limitasi, sehingga implementasinya saat ini hanya mencapai beberapa ratus juta saja. IPv6, yang memiliki panjang 128-bit, memiliki total alamat yang mungkin hingga 2128=3,4 x 1038 alamat. Total alamat yang sangat besar ini bertujuan untuk menyediakan ruang alamat yang tidak akan habis (hingga beberapa masa ke depan), dan membentuk infrastruktur routing yang disusun secara hierarkis, sehingga mengurangi kompleksitas proses routing dan tabel routing.
Sama seperti halnya IPv4, IPv6 juga mengizinkan adanya DHCP Server sebagai pengatur alamat otomatis. Jika dalam IPv4 terdapat dynamic address dan static address, maka dalam IPv6, konfigurasi alamat dengan menggunakan DHCP Server dinamakan dengan stateful address configuration, sementara jika konfigurasi alamat IPv6 tanpa DHCP Server dinamakan dengan stateless address configuration.
Seperti halnya IPv4 yang menggunakan bit-bit pada tingkat tinggi (high-order bit) sebagai alamat jaringan sementara bit-bit pada tingkat rendah (low-order bit) sebagai alamat host, dalam IPv6 juga terjadi hal serupa. Dalam IPv6, bit-bit pada tingkat tinggi akan digunakan sebagai tanda pengenal jenis alamat IPv6, yang disebut dengan Format Prefix (FP). Dalam IPv6, tidak ada subnet mask, yang ada hanyalah Format Prefix. Pengalamatan IPv6 didefinisikan dalam RFC 2373.
2.      Format Alamat IPv6
Dalam IPv6, alamat 128-bit akan dibagi ke dalam 8 blok berukuran 16-bit, yang dapat dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal berukuran 4-digit. Setiap blokbilangan heksadesimal tersebut akan dipisahkan dengan tanda titik dua (:). Karenanya, format notasi yang digunakan oleh IPv6 juga sering disebut dengan colon-hexadecimal format, berbeda dengan IPv4 yang menggunakan dotted-decimal format.
Berikut ini adalah contoh alamat IPv6 dalam bentuk bilangan biner:
0010000111011010000000001101001100000000000000000010111100111011000000101010101000000000

1111111111111110001010001001110001011010
Untuk menerjemahkannya ke dalam bentuk notasi colon-hexadecimal format, angka-angka biner di atas dibagi ke dalam 8 buah blok berukuran 16-bit:
0010000111011010 0000000011010011 0000000000000000 0010111100111011 0000001010101010

 0000000011111111 1111111000101000 1001110001011010
Lalu, setiap blok berukuran 16-bit tersebut dikonversikan ke dalam bilangan heksadesimal dan setiap bilangan heksadesimal tersebut dipisahkan dengan menggunakan tanda titik dua. Hasil konversinya adalah sebagai berikut:
21da:00d3:0000:2f3b:02aa:00ff:fe28:9c5a
3.      Jenis-jenis Alamat IPv6
IPv6 mendukung beberapa jenis format prefix, yakni sebagai berikut:
·         Alamat Unicast, yang menyediakan komunikasi secara point-to-point, secara langsung antara dua host dalam sebuah jaringan.
·         Alamat Multicast, yang menyediakan metode untuk mengirimkan sebuah paket data ke banyak host yang berada dalam group yang sama. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-many.
·         Alamat Anycast, yang menyediakan metode penyampaian paket data kepada anggota terdekat dari sebuah group. Alamat ini digunakan dalam komunikasi one-to-one-of-many. Alamat ini juga digunakan hanya sebagai alamat tujuan (destination address) dan diberikan hanya kepada router, bukan kepada host-host biasa.
Jika dilihat dari cakupan alamatnya, alamat unicast dan anycast terbagi menjadi alamat-alamat berikut:
·         Link-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam satu subnet.
·         Site-Local, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam sebuah intranet.
·         Global Address, merupakan sebuah jenis alamat yang mengizinkan sebuah komputer agar dapat berkomunikasi dengan komputer lainnya dalam Internet berbasis IPv6.
Sementara itu, cakupan alamat multicast dimasukkan ke dalam struktur alamat.
Ketiga address di atas menakala diimplementasikan pada unicast address akan menghasilkan beberapa kelompok address yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
                
                   a.      Unicast Address
                         Alamat IPv6 unicast dapat diimplementasikan dalam berbagai jenis alamat, yakni:
·         Alamat unicast global

Unicast global addresses

Alamat unicast global IPv6 mirip dengan alamat publik dalam alamat IPv4. Dikenal juga sebagai Aggregatable Global Unicast Address. Seperti halnya alamat publik IPv4 yang dapat secara global dirujuk oleh host-host di Internet dengan menggunakan proses routing, alamat ini juga mengimplementasikan hal serupa. Struktur alamat IPv6 unicast globalterbagi menjadi topologi tiga level (Public, Site, dan Node).
·         Alamat unicast site-local

Unicast site-local addresses

Alamat unicast site-local IPv6 mirip dengan alamat privat dalam IPv4. Ruang lingkup dari sebuah alamat terdapat pada Internetwork dalam sebuah site milik sebuah organisasi. Penggunaan alamat unicast global dan unicast site-local dalam sebuah jaringan adalah mungkin dilakukan. Prefiks yang digunakan oleh alamat ini adalah FEC0::/48.
·         Alamat unicast yang belum ditentukan (unicast unspecified address)

Unicast unspecified address

Alamat unicast yang belum ditentukan adalah alamat yang belum ditentukan oleh seorang administrator atau tidak menemukan sebuah DHCP Server untuk meminta alamat. Alamat ini sama dengan alamat IPv4 yang belum ditentukan, yakni 0.0.0.0. Nilai alamat ini dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:0 atau dapat disingkat menjadi dua titik dua (::).
·         Alamat unicast loopback

Unicast Loopback Address[sunting | sunting sumber]

Alamat unicast loopback adalah sebuah alamat yang digunakan untuk mekanisme interprocess communication (IPC) dalam sebuah host. Dalam IPv4, alamat yang ditetapkan adalah 127.0.0.1, sementara dalam IPv6 adalah 0:0:0:0:0:0:0:1, atau ::1.
·         Alamat unicast 6to4

Unicast 6to4 Address

Alamat unicast 6to4 adalah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam Internet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini sering digunakan sebagai pengganti alamat publik IPv4. Alamat ini aslinya menggunakan prefiks alamat 2002::/16, dengan tambahan 32 bit dari alamat publik IPv4 untuk membuat sebuah prefiks dengan panjang 8-bit, dengan format 2002:WWXX:YYZZ::/48, di mana WWXX dan YYZZ adalah representasi dalam notasi colon-decimal format dari notasi dotted-decimal format w.x.y.z dari alamat publik IPv4. Sebagai contoh alamat IPv4 157.60.91.123 diterjemahkan menjadi alamat IPv6 2002:9d3c:5b7b::/48.
Meskipun demikian, alamat ini sering ditulis dalam format IPv6 Unicast global address, yakni 2002:WWXX:YYZZ:SLA ID:Interface ID.
·         Alamat unicast ISATAP

Unicast ISATAP Address

Alamat Unicast ISATAP adalah sebuah alamat yang digunakan oleh dua host IPv4 dan IPv6 dalam sebuah Intranet IPv4 agar dapat saling berkomunikasi. Alamat ini menggabungkan prefiks alamat unicast link-local, alamat unicast site-local atau alamat unicast global (yang dapat berupa prefiks alamat 6to4) yang berukuran 64-bit dengan 32-bit ISATAP Identifier (0000:5efe), lalu diikuti dengan 32-bit alamat IPv4 yang dimiliki oleh interface atau sebuah host. Prefiks yang digunakan dalam alamat ini dinamakan dengansubnet prefix. Meski alamat 6to4 hanya dapat menangani alamat IPv4 publik saja, alamat ISATAP dapat menangani alamat pribadi IPv4 dan alamat publik IPv4.

b.      Multicast Address

Alamat multicast IPv6 sama seperti halnya alamat multicast pada IPv4. Paket-paket yang ditujukan ke sebuah alamat multicast akan disampaikan terhadap semua interface yang dikenali oleh alamat tersebut. Prefiks alamat yang digunakan oleh alamat multicast IPv6 adalah ff00::/8.

c.       Anycast Address

Alamat Anycast dalam IPv6 mirip dengan alamat anycast dalam IPv4, tapi diimplementasikan dengan cara yang lebih efisien dibandingkan dengan IPv4. Umumnya, alamatanycast digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) yang memiliki banyak klien. Meskipun alamat anycast menggunakan ruang alamat unicast, tapi fungsinya berbeda daripada alamat unicast.
IPv6 menggunakan alamat anycast untuk mengidentifikasikan beberapa interface yang berbeda. IPv6 akan menyampaikan paket-paket yang dialamatkan ke sebuah alamatanycast ke interface terdekat yang dikenali oleh alamat tersebut. Hal ini sangat berbeda dengan alamat multicast, yang menyampaikan paket ke banyak penerima, karena alamat anycast akan menyampaikan paket kepada salah satu dari banyak penerima.
4.      Kelebihan dan Kekurangan alamat IPv6
a.      Kelebihan
1)      Format header baru. Header baru IPv6 lebih efisien daripada header pada IPv4 (karena memiliki overhead yang lebih kecil). Hal ini diperoleh dengan menghilangkan beberapa bagian yang tidak penting atau opsional.
2)      Jumlah alamat yang jauh lebih besar. Dengan spesifikasi bit untuk alamat standar sebanyak 128-bit memiliki arti IPv6 akan mampu menyediakan 2^128 kemungkinan alamat unik. Walaupun tidak semuanya akan dialokasikan namun sudah cukup untuk keperluan masa mendatang sehingga teknologi semacam NAT pada IPv4 sudah tidak perlu lagi digunakan.   
3)      Infrastruktur routing dan addressing yang efisien dan hirarkis.Arsitektur pengalamatan IPv6 yang hirarkis membuat infrastruktur routing menjadi efisien dan hirarkis juga. Adanya konsep skup juga memudahkan dalam manajemen pengalamatan untuk berbagai mode teknologi transmisi.
4)      Kemampuan Plug-and-play melalui stateless maupun statefull address auto-configuration.Pada teknologi IPv6, sebuah node yang memerlukan alamat bisa secara otomatis mendapatkannya (alamat global) dari router IPv6 ataupun cukup dengan mengkonfigurasi dirinya sendiri dengan alamat IPv6 tertentu (alamat link local) tanpa perlu adanya DHCP server seperti pada IPv4. Hal ini juga akan memudahkan konfigurasi. Hal ini penting bagi kesuksesan teknologi pengalamatan masa depan karena di Internet masa depan nanti akan semakin banyak node yang akan terkoneksi. Perangkat rumah tangga dan bahkan manusia pun bisa saja akan memiliki alamat IP. Tentu saja ini mensyaratkan kesederhanaan dalam konfigurasinya. Mekanisme konfigurasi otomatis pada IPv6 ini akan memudahkan tiap host untuk mendapatkan alamat, menemukan tetangga dan router default bahkan menggunakan lebih dari satu router default untuk redundansi dengan efisien.
5)      Keamanan yang sudah menjadi standar built-in.Jika pada IPv4 fitur IPsec hanya bersifat opsional maka pada IPv6 fitur IPsec ini menjadi spesifikasi standar. Paket IPv6 sudah bisa secara langsung diamankan pada layer network.
6)      Dukungan  yang lebih bagus untuk QoS. Adanya bagian (field) baru pada header IPv6 untuk mengidentifikasi trafik (Flow Label) dan Traffic Class untuk prioritas trafik membuat QoS yang lebih terjamin bisa diperoleh, bahkan ketika payload dari paket terenkripsi dengan IPSec dan ESP.
7)      Berbagai protokol baru untuk keperluan interaksi antar node
Adanya protokol baru misalnya Network Discovery dengan komunikasi multicast dan unicast yang efisien bisa menggantikan komunikasi broadcast ARP untuk menemukan neighbor dalam jaringan.
8)      Ekstensibilitas. 
Di masa depan IPv6 dapat dikembangkan lagi fitur-fiturnya dengan menambahkanya pada extension head.
b.      Kekurangan
§  Operasi IPv6 membutuhkan perubahan perangkat (keras dan/atau lunak) yang baru yang mendukungnya.
§  Harus ada pelatihan tambahan, serta kewajiban tetap mengoperasikan jaringan IPv4, sebab masih banyak layanan IPv6 yang berjalan di atas IPv4.
5.      Perbandingan IPv6 dan IPv4
IPv4
IPv6
Pengalamatan lebih sedikit.
Memungkinkan pengalamatan lebih banyak.
Panjang alamat 32 bit (4 bytes)
Panjang alamat 128 bit (16 bytes)
Dikonfigurasi secara manual atau DHCP
IPv4 Tidak harus dikonfigurasi secara manual, bisa menggunakan address autoconfiguration
Dukungan terhadap IPSec opsional
Dukungan terhadap IPSec dibutuhkan
Header mengandung option.
Data opsional dimasukkan seluruhnya ke dalam extensionsheader.
Tidak mensyaratkan ukuran paket pada link-layer dan harus bisa menyusun kembali paket berukuran 576 byte.
Paket link-layer harus mendukung ukuran paket 1280 byte dan harus bisa menyusun
kembali paket berukuran 1500 byte
Fragmentasi dilakukan oleh pengirim dan  ada router, menurunkan kinerja router.
Fragmentasi dilakukan hanya oleh pengirim.
Checksum termasuk pada header.
Cheksum tidak masuk dalam header.
Menggunakan ARP Request secara broadcast untuk menterjemahkan alamat IPv4 ke alamat
link-layer.
ARP Request telah digantikan oleh Neighbor Solitcitation secara multicast.
Untuk mengelola keanggotaan grup pada subnet lokal digunakan Internet Group Management Protocol (IGMP).
IGMP telah digantikan fungsinya oleh Multicast Listener Discovery (MLD).
6.      Tahap Implementasi IPv6
         Sumber daya manusia, dengan memberikan sosialisasi, training, ataupun workshop mengenai IPv6.
         Akses, yakni segera mengajukan kepada provider yang sudah memiliki blok IPv6 sehingga mudah dalam menerapkannya pula ke dalam jaringan internal organisasi.
         Perangkat jaringan, perangkat jaringan yang digunakan harus dipastikan kompatibel dan dapat berjalan di atas platform IPv6. Mengingat kapasitas dari IPv6 ini lebih besar, harus dipertimbangkan juga spesifikasi perangkat jaringan tersebut, misal: Storage dan CPU-nya.
         Perangkat lainnya, perangkat pendukung yang mungkin digunakan dalam sistem jaringan.
         End user equipment, end user equipment juga menjadi hal yang patut dipertimbangkan, apakah kompatibel terhadap pemakaian IPv6 atau tidak. Misal: NIC support IPv6 atau tidak, OS support IPv6 atau tidak, dsb.
         Regulasi, perlu adanya kebijakan yang bersifat mengikat dan berskala nasional sehingga seluruh elemen dapat mendukung proses implementasi IPv6 tersebut.
  B.     Cara Kerja alamat IPv6
IP bertanggung jawab setelah hubungan berlangsung. Tugasnya adalah untuk merutekan paket data di dalam network. IP hanya bertugas menjadi kurir dari TCP dan mencari jalur yang terbaik dalam penyampaian datagram. IP “tidak bertanggung jawab” jika data tersebut tidak sampai dengan utuh, namun IP akan mengirimkan pesan kesalahan melalui ICMP (Internet Control Message Protokol) dan kemudian kembali ke sumber data.
Karena IP hanya mengirimkan data tanpa mengetahui urutan data mana yang akan disusun berikutnya, maka menyebabkan IP mudah untuk dimodifikasi di daerah sumber dan tujuan datagram.
1.      Format Header IPv6
Header IPv6 didesain mempunyai lebih sedikit field dibandingkan dengan IPv4,
panjang header yang selalu tetap, dan fragmentasi yang terbatas pada paket IPv6 yang
terbatas akan membuat router menjadi lebih cepat dalam memproses paket IPv6.


Gambar 1. Format Header

Header IPv6 mempunyai panjang yang tetap sebesar 40 bytes. Fields dalam
header IPv6 dijelaskan sebagai berikut:
·   Field Version digunakan untuk menandai versi dari IP yang digunakan. Dalam IPv6field ini berisi angka 6. Panjang field ini 4 bit.
·     Field Traffic Class untuk menandai kelas atau prioritas dari paket IPv6. Ukuran field ini8 bit.
·   Field Flow Label untuk menandai bahwa paket tersebut dimiliki oleh urutan spesifiktertentu dari paket IPv6 antra asal dan tujuan. Field ini digunakan untuk aplikasi tertentuseperti aplikasi data real-time.
·         Field Payload Length untuk menandai panjang dari payload.·   Field Next Header menandai tambahan header pertama jika ada atau jenis protokol padalapisan atas PDU (Protokol Data Unit).
·         Field Externsion Header digunakan untuk tambahan fungsionalitas yang dibutuhkanseperti security dan sebagainya.
·         Field Hop Limit untuk menandai maksimum hop yang dapat digunakan oleh IPv6dalam lalu lintas internet.
·         Field Source Address digunakan untuk menyimpan alamat IPv6 dari host asal. Ukuranfield ini 128 bit.
·         Field Destination Adddress digunakan untuk menyimpan alamat IPv6 dari host tujuan.Ukuran field ini 128 bit.

2.      Mekanisme Transisi dari IPv4 ke IPv6

IPv6 mempunyai format alamat dan header yang berbeda dengan IPv4. Sehingga secara langsung IPv4 tidak bisa interkoneksi dengan IPv6. Hal ini tentunya akan menimbulkan masalah pada implementasi IPv6 pada jaringan internet IPv4 yang telah ada. Sebagai solusi masalah implementasi IPv6 ini diperlukan suatu mekanisme Transisi IPv6. Tujuan pembuatan mekanisme transisi ini adalah supaya paket IPv6 dapat dilewatkan pada jaringan IPv4 yang telah ada ataupun sebaliknya.
Teknologi Internet saat ini menggunakan protokol IPv4. Kenyataannya bahwa infrastruktur digunakan sekarang sangat menyulitkan transisi protokol dari IPv4 ke IPv6 sekaligus. Sangat tidak relistis untuk mengharuskan semua node menggunakan IPv6 pada suatu saat yang ditentukan, misalkan tengah malam pada tanggal tertentu. Yang dibutuhkan adalah sebuah mekanisme transisi. Mekanisme yang dibahas di sini adalah kondisi saat mesin IPv6 harus berhubungan dengan mesin IPv6 dan menggunakan infrastruktur routing IPv4. Berikut ini adalah mekanisme transisi pada IPv6:
a.      Dual stack
Menyediakan dukungan untuk IPv4 dan Ipv6 pada mesin.Cara termudah proses transisi IPv6 adalah dengan menyediakan IPv4 dan IPv6 sekaligus dalam satu mesin sehingga dapat berhubungan baik dengan mesin IPv4 maupun IPv6. Mesin dengan kemampuan demikian disebut mesin IPv6/IPv4.Sebuah IPv4-to-IPv6 teknologi transisi fundamental melibatkan kehasiran dua implementasi perangkat lunak Internet Protocol dalam sistem opoerasi, satu untuk IPv4 dan satu lagi untuk IPv6.Dual-stack host deijelaskan dalam RFC 4213.Dual IP stack implementasi di tempat dalam sistem operasi paling modern. Ini adalah cara transisi berjalan IPv4 dan IPv6 secara bersamaan. Dengan cara ini pemrogram dapat menulis aplikasi untuk menerima koneksi pada IPv4 atau IPv6 interface. Sesuatu yang lain Anda akan berjalan ke hibrid dual stack alamat IPv6/IPv4. Ini adalah alamat khusus dimana 80 bit pertama di-set ke 0, 16 berikutnya di set ke 1, dan terakhir 32 bit alamat IPv4 Anda. Sebuah contoh dari dual stack hibrida adalah sebagai berikut,:: FFFF: 192.168.1.1 Anda dapat melihatnya terlihat seperti alamat IPv4 dengan:: FFFF: awalan.
     
Gambar 1. Dual Stack
b.      Tunneling
Dalam mekanisme ini, node IPv6 yang akan berkomunikasi membuat suatu tunnel untuk melewati jaringan IPv4 yang ada di antaranya.Tunneling IPv6 di atas IPv4 melalui enkapsulasi dan melewatkannya dia atas jaringan IPv4. Beberapa implementasi dari metode transisi tunneling yang umum dikenal antara lain adalah 6to4, 6over4, ISATAP, serta teredo.
Gambar 2. Tunneling
 Ada dua jenis tunneling :      
·         Tunneling Terkonfigurasi
Pada dua tunneling pertamayaitu router ke router dan mesin ke router, ujung tunneling adalah router yang harus mendekapsulasi paket IPv6 dan mengirimkannya ke tujuan akhirnya.Jika alamat IPv6 router berbeda dengan alamattujuan paket dan paket tersebut.tidak menyediakan alamat IPv4 router, maka alamat router ditentukan dari konfigurasi mesin pembentuk tunneling. Tunneling demikian disebut dengan tunneling terkonfigurasi dan dapat digunakan untuk terhubung ke backbone IPv6.
·         Automatic Tunneling
Pada dua tunneling terakhir yaitu mesin ke mesin dan router ke mesin, paket IPv6 dikirimkan ke alamat tujuan yang menentukan ujung tunneling. Jika alamat ujung tunneling adalah IPv4-Compatible, maka 32 bit tera- khirnya dapat dijadikan sebagai alamat IPv4. Tunneling demikian disebut tunneling secara otomatis.Penentuan paket IPv6 yang dikirim ke tunneling menggunakan informasi routing  IPv6.
3.      Keamanan alamat IPv6
Pada IPv6 telah mendukung komunikasi komunikasi terenkripsi maupun authentification pada layer IP. Dengan memilki fungsi security pada  IP itu sendiri, maka dapat di lakukan hal seperti packet yang di kirim dari host tertentu seluruhnya di enkripsi. Pada IPv6 untuk authentification dan komunikasi terenkripsi memakai header yang di perluas ynag di sebut AH (Authentification Header) dan payload yang di enkripsi yang disebut ESP (Encapsulating Security Payload). Pada komunikasi yang memerlukan enkripsi kedua atau salah satu header tersebut di tambahkan.
Fungsi security yang di pakai pada layer aplikasi, mislnya pada S-HTTP dipaakai SSL sebagai metode enkripsi, sedangkan pada PGP memakai IDEA sebagai metode enkripsinya. Sedangkan manajemen kunci memakai cara tertentu pula. Sebaliknya, pada IPv6 tidak di tetapkan cara tertentu dalam metode enkripsi dan manajemen kunci, sehingga mnejadi fleksibel dapat memakai metode manapun.Hal ini di kenal sebagai Sh(Security Assocaition). Fungsi Security pada IPv6 selain pemakaian pada komunikasi terenkripsi antar sepasang host dapat pula melakukan komunikasi terenkripsi antar jaringan dengan cara menenkripsi paket oleh gateway dari 2 jaringan yang melakukan komunikasi tersebut.
4.      Mengubah IPv4 ke alamat IPv6
Mengubah IPv4 jadi IPv6.
Catatan:
128 = 10000000
64   = 1000000
32   = 100000
16   = 10000
8     = 1000
4     = 100
2     = 10
1          =1
a = 10
b     = 11
c     = 12
d     = 13
e     = 14
f     = 15
Contoh : Ipv4 → 192.168.232.187 → Dibinnerkan
{ [1100.0000 , 1010.1000] [1110.1000 , 1011.1011] }
[ 1100 = 8 + 4 = 12 (c)
0000 = 0 = 0
1010 = 8 +2 = 10 (a)
1000 = 8 = 8 ]
[ 1110 = 8 + 4 + 2 =14 (e)
1000 = 8 = 8
1011 = 8 + 2 + 1 = 11 (b)
1011 = 8 + 2 + 1 = 11 (b) ]
Jadi Ipv6 = c0a8:e8bb → fe80::c0a8:e8bb
·                         Cara Setting alamat IPv6
1.      Windows XP
Pada windows vista telah tersedia IPv6 tanpa harus di install oleh user akan tetapi lain halnya dengan windows XP , walaupun sebenarnya dalam stack windows XP pun telah tersedia tetapi tidak langsung otomatis di tampilkan , berikut cara setting IPv6 pada windows xp ,
a.       RUN , lalu ketik cmd
b.      setelah itu ketikan IPv6 install
c.       lalu restart komputer jika diperlukan , tetapi point ini dapat dilewatkan jika tidak dibutuhkan.
d.      lalu cek dengan perintah ipv6 if, ping6, or trace router6
atau dengan cara dibawah ini,
§  klik tombol start
§  dan menuju “Control Panel”.
§  klik “Network Connections”.
§  klik kanan pada koneksi yang membutuhkan IPv6 selanjutnya ke “Properties”
§  klik tombol install
§  di “Select Network Component Type” pilih “Protocol” option lalu klik  “Add…” button.
§  pada “Select Network Protocol” window pilih “Microsoft TCP/IP version 6” lalu klik “Ok”.
setelah itu pada run –> cmd , ketikan ipconfig maka akan terdapat 2 IP disana

0 komentar:

Posting Komentar