Jumat, 12 September 2014

Data Sheet Switch layer 2/3

Switch  Layer 2
Layer 2 switch adalah sebuah bentuk switch Ethernet yang melakukan switching terhadap paket dengan melihat alamat fisiknya (MAC address). Switch jenis ini bekerja pada lapisan data-link (atau lapisan kedua) dalam OSI Reference Model. Switch-switch tersebut juga dapat melakukan fungsi sebagai bridge antara segmen-segmen jaringan LAN, karena mereka meneruskan frame Ethernet berdasarkan alamat tujuannya tanpa mengetahui protokol jaringan apa yang digunakan.
Layer 2 switch dapat dipasang secara transparan di dalam sebuah jaringan. Perangkat-perangkat tersebut tidak akan mengganggu komunikasi antara host dengan router. Sekali terpasang, sebuah layer 2 switch akan mengetahui host-host dan jaringan yang terhubung dengan melihat field Source Address pada frame yang diterimanya. Layer 2 switch juga dapat membangun sebuah basis data dari alamat-alamat MAC address dan port di mana kartu jaringan terhubung yang disimpan di dalam memori cache milik switch.
Ketika sebuah frame datang ke sebuah port di dalam switch, layer 2 switch akan menguji frame tersebut dengan melihat field Destination Address, dan kemudian akan meneruskan frame tersebut ke tujuannya yang masih terhubung ke switch yang sama, dengan mengirimkannya kepada port di mana tujuannya terhubung. Jika field Source Address dari frame tersebut tidak dikenali, maka switch tersebut akan mengirimkan frame tersebut ke semua port kecuali port di mana frame tersebut masuk.



Layer 3 switch adalah :
perangkat performa tinggi untuk jaringan routing. Layer 3 switch sebenarnya sangat sedikit berbeda dari router. Sebuah Layer 3 switch dapat mendukung protokol routing yang sama sebagai router jaringan lakukan. Kedua memeriksa paket yang masuk dan membuat keputusan routing dinamis didasarkan pada sumber dan alamat tujuan di dalamnya. Kedua jenis kotak berbagi penampilan serupa.

              Layer 3 switch dipahami sebagai teknologi untuk memperbaiki kinerja router yang digunakan dalam jumlah besar jaringan area lokal (LAN) seperti intranet perusahaan. Perbedaan utama antara Layer 3 switch dan router terletak dalam teknologi perangkat keras yang digunakan untuk membangun unit. Perangkat keras dalam sebuah switch Layer 3 switch yang menggabungkan tradisional dan router, menggantikan beberapa logika perangkat lunak router dengan hardware untuk menawarkan kinerja yang lebih baik dalam beberapa situasi.

            Layer 3 switch sering biaya kurang dari router tradisional. Dirancang untuk digunakan dalam jaringan lokal, Layer 3 switch biasanya akan tidak memiliki port WAN dan jaringan area luas fitur router tradisional akan selalu memiliki.


TCP/IP SWITCHING/ROUTING DECISIONS
Layer and      Forwarding
Protocol       Decision
Inspected      Based on
2 - Ethernet   MAC address
3 - IP         Network address
3 - IP         Service quality
4 - TCP/UDP    Traffic type
socket     (HTTP, FTP, etc.)
7 - HTTP       HTTP request type





23.39 blog informatika
Data Sheet Switch layer 2/3

Switch  Layer 2
Layer 2 switch adalah sebuah bentuk switch Ethernet yang melakukan switching terhadap paket dengan melihat alamat fisiknya (MAC address). Switch jenis ini bekerja pada lapisan data-link (atau lapisan kedua) dalam OSI Reference Model. Switch-switch tersebut juga dapat melakukan fungsi sebagai bridge antara segmen-segmen jaringan LAN, karena mereka meneruskan frame Ethernet berdasarkan alamat tujuannya tanpa mengetahui protokol jaringan apa yang digunakan.
Layer 2 switch dapat dipasang secara transparan di dalam sebuah jaringan. Perangkat-perangkat tersebut tidak akan mengganggu komunikasi antara host dengan router. Sekali terpasang, sebuah layer 2 switch akan mengetahui host-host dan jaringan yang terhubung dengan melihat field Source Address pada frame yang diterimanya. Layer 2 switch juga dapat membangun sebuah basis data dari alamat-alamat MAC address dan port di mana kartu jaringan terhubung yang disimpan di dalam memori cache milik switch.
Ketika sebuah frame datang ke sebuah port di dalam switch, layer 2 switch akan menguji frame tersebut dengan melihat field Destination Address, dan kemudian akan meneruskan frame tersebut ke tujuannya yang masih terhubung ke switch yang sama, dengan mengirimkannya kepada port di mana tujuannya terhubung. Jika field Source Address dari frame tersebut tidak dikenali, maka switch tersebut akan mengirimkan frame tersebut ke semua port kecuali port di mana frame tersebut masuk.



Layer 3 switch adalah :
perangkat performa tinggi untuk jaringan routing. Layer 3 switch sebenarnya sangat sedikit berbeda dari router. Sebuah Layer 3 switch dapat mendukung protokol routing yang sama sebagai router jaringan lakukan. Kedua memeriksa paket yang masuk dan membuat keputusan routing dinamis didasarkan pada sumber dan alamat tujuan di dalamnya. Kedua jenis kotak berbagi penampilan serupa.

              Layer 3 switch dipahami sebagai teknologi untuk memperbaiki kinerja router yang digunakan dalam jumlah besar jaringan area lokal (LAN) seperti intranet perusahaan. Perbedaan utama antara Layer 3 switch dan router terletak dalam teknologi perangkat keras yang digunakan untuk membangun unit. Perangkat keras dalam sebuah switch Layer 3 switch yang menggabungkan tradisional dan router, menggantikan beberapa logika perangkat lunak router dengan hardware untuk menawarkan kinerja yang lebih baik dalam beberapa situasi.

            Layer 3 switch sering biaya kurang dari router tradisional. Dirancang untuk digunakan dalam jaringan lokal, Layer 3 switch biasanya akan tidak memiliki port WAN dan jaringan area luas fitur router tradisional akan selalu memiliki.


TCP/IP SWITCHING/ROUTING DECISIONS
Layer and      Forwarding
Protocol       Decision
Inspected      Based on
2 - Ethernet   MAC address
3 - IP         Network address
3 - IP         Service quality
4 - TCP/UDP    Traffic type
socket     (HTTP, FTP, etc.)
7 - HTTP       HTTP request type





Thunder Board


Thunderboard adalah 8-bit mono kartu suara dari Visi Media yang telah kompatibilitas Sound Blaster dengan harga berkurang. Secara luas diiklankan sebagai "bangga dibuat di Amerika Serikat"; mungkin sebuah referensi ke Sound Blaster, diproduksi oleh Teknologi berbasis di Singapura bersaing Kreatif. Fitur lainnya termasuk:
  • 8 Bit mono record and playback of .VOC files
  • Yamaha YM3812 OPL2 FM Synth
  • 2 Watt output
  • Joystick Port
  • 8 Bit ISA bus
  • Volume Control
  • Powered Output Jack
  • Microphone Input Jack



23.21 blog informatika
Thunder Board


Thunderboard adalah 8-bit mono kartu suara dari Visi Media yang telah kompatibilitas Sound Blaster dengan harga berkurang. Secara luas diiklankan sebagai "bangga dibuat di Amerika Serikat"; mungkin sebuah referensi ke Sound Blaster, diproduksi oleh Teknologi berbasis di Singapura bersaing Kreatif. Fitur lainnya termasuk:
  • 8 Bit mono record and playback of .VOC files
  • Yamaha YM3812 OPL2 FM Synth
  • 2 Watt output
  • Joystick Port
  • 8 Bit ISA bus
  • Volume Control
  • Powered Output Jack
  • Microphone Input Jack



 Generasi teknologi Wifi  

Generasi wifi dibuat secara bertahap mulai dari IEEE 802.11b, kemudian IEEE 802.11g, IEEE 802.11a, IEEE
802.11n dan yang terakhir adalah IEEE 802.11ac. Jika pada spek sebuah wireless tertera tulisan IEEE 802.11 ac maka yakinlah bahwa anda sedang dihadapkan pada  gernerasi terbaru atau generasi ke 5 dari teknologi wireless. Namun jika anda melihat tulisan 802.11 b/g maka sebaiknya anda segera mempertimbangkan kembali niat anda untuk membeli perangkat tersebut. Alasannya adalah IEEE 802.11 b/g merupakan generasi pertama dan kedua dari wi-fi dan sudah cukup ketinggalan jaman namun masih banyak dipakai. Generasi ketiga dan keempat adalah IEEE 802.11 a dan IEEE802.11 n.
1.    IEEE 802.11 menyatakan data rate sebuah wifi
Data rate bukan kecepatan nyata atau ril yang kita peroleh saat melakukan transfer data melalui sebuah media komunikasi, data rate dalam dunia telekomunikasi adalah tingkat kemampuan  untuk mengirimkan data melalui sebuah jalur komunikasi. Data rate lebih mengacu pada suatu kondisi ideal atau kondisi yang sifatnya teoritis. Pada kondisi ril atau nyata, kemampuan transfer data dari sebuah perangkat telekomunikasi dalam hal ini wi-fi, biasanya lebih rendah dari data rate.
Kembali ke IEEE 802.11, jika pada spek tertera:-    IEEE 802.11 b maka  data ratenya adalah 11 Mbps
-    IEEE 802.11 g maka  data ratenya adalah 54 Mbps
-    IEEE 802.11 a maka  data ratenya adalah 54 Mbps
-    IEEE 802.11 n maka  data ratenya adalah lebih dari 100 Mbps sampai 500 Mbps
-    IEEE 802.11 ac maka  data ratenya adalah mencapai 1300 Mbps atau 1,3 Gbps
2.    Frekuensi oprasioanal atau frekuensi gelombang elektromagnet dari perangkat wi-fi (RF)
Informasi penting lainnya yang bisa didapat dari IEEE 802.11 adalah frekuensi yang dipakai oleh perangkat wi-fi tersebut.  Berikut adalah rinciannya:
-    IEEE 802.11 b maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 2,4 GHz
-    IEEE 802.11 g maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 2,4 GHz
-    IEEE 802.11 a maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 5 GHz
-    IEEE 802.11 n maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 2,4 GHz dan 5 GHz
-    IEEE 802.11 ac maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 5 GHz

Dengan melihat standarisasi dari wifi, IEEE 802.11 a/b/g/n/ac maka kita bisa mengetahui beberapa hal penting yang ada pada spek, terutama jika pada daftar spek dari perangkat tersebut tidak dimasukkan maka data di atas bisa dijadikan pegangan bagi anda dalam membeli sebuah perangkat wi-fi yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan.


08.43 blog informatika
 Generasi teknologi Wifi  

Generasi wifi dibuat secara bertahap mulai dari IEEE 802.11b, kemudian IEEE 802.11g, IEEE 802.11a, IEEE
802.11n dan yang terakhir adalah IEEE 802.11ac. Jika pada spek sebuah wireless tertera tulisan IEEE 802.11 ac maka yakinlah bahwa anda sedang dihadapkan pada  gernerasi terbaru atau generasi ke 5 dari teknologi wireless. Namun jika anda melihat tulisan 802.11 b/g maka sebaiknya anda segera mempertimbangkan kembali niat anda untuk membeli perangkat tersebut. Alasannya adalah IEEE 802.11 b/g merupakan generasi pertama dan kedua dari wi-fi dan sudah cukup ketinggalan jaman namun masih banyak dipakai. Generasi ketiga dan keempat adalah IEEE 802.11 a dan IEEE802.11 n.
1.    IEEE 802.11 menyatakan data rate sebuah wifi
Data rate bukan kecepatan nyata atau ril yang kita peroleh saat melakukan transfer data melalui sebuah media komunikasi, data rate dalam dunia telekomunikasi adalah tingkat kemampuan  untuk mengirimkan data melalui sebuah jalur komunikasi. Data rate lebih mengacu pada suatu kondisi ideal atau kondisi yang sifatnya teoritis. Pada kondisi ril atau nyata, kemampuan transfer data dari sebuah perangkat telekomunikasi dalam hal ini wi-fi, biasanya lebih rendah dari data rate.
Kembali ke IEEE 802.11, jika pada spek tertera:-    IEEE 802.11 b maka  data ratenya adalah 11 Mbps
-    IEEE 802.11 g maka  data ratenya adalah 54 Mbps
-    IEEE 802.11 a maka  data ratenya adalah 54 Mbps
-    IEEE 802.11 n maka  data ratenya adalah lebih dari 100 Mbps sampai 500 Mbps
-    IEEE 802.11 ac maka  data ratenya adalah mencapai 1300 Mbps atau 1,3 Gbps
2.    Frekuensi oprasioanal atau frekuensi gelombang elektromagnet dari perangkat wi-fi (RF)
Informasi penting lainnya yang bisa didapat dari IEEE 802.11 adalah frekuensi yang dipakai oleh perangkat wi-fi tersebut.  Berikut adalah rinciannya:
-    IEEE 802.11 b maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 2,4 GHz
-    IEEE 802.11 g maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 2,4 GHz
-    IEEE 802.11 a maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 5 GHz
-    IEEE 802.11 n maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 2,4 GHz dan 5 GHz
-    IEEE 802.11 ac maka  Frekuensi  yang digunakan adalah 5 GHz

Dengan melihat standarisasi dari wifi, IEEE 802.11 a/b/g/n/ac maka kita bisa mengetahui beberapa hal penting yang ada pada spek, terutama jika pada daftar spek dari perangkat tersebut tidak dimasukkan maka data di atas bisa dijadikan pegangan bagi anda dalam membeli sebuah perangkat wi-fi yang cocok dan sesuai dengan kebutuhan.


Perbedaan antara RISC dan CISC 
RISC
Sejarah
Reduced Instruction Set Computing (RISC) atau “Komputasi set instruksi yang disederhanakan” pertama kali digagas oleh John Cocke, peneliti dari IBM di Yorktown, New York pada tahun 1974 saat ia membuktikan bahwa sekitar 20% instruksi pada sebuah prosesor ternyata menangani sekitar 80% dari keseluruhan kerjanya. Komputer pertama yang menggunakan konsep RISC ini adalah IBM PC/XT pada era 1980-an. Istilah RISC sendiri pertama kali dipopulerkan oleh David Patterson, pengajar pada University of California di Berkely.

Definisi
RISC, yang jika diterjemahkan berarti “Komputasi Kumpulan Instruksi yang Disederhanakan”, merupakan sebuah arsitektur komputer atau arsitektur komputasi modern dengan instruksi-instruksi dan jenis eksekusi yang paling sederhana. Arsitektur ini digunakan pada komputer dengan kinerja tinggi, seperti komputer vektor. Selain digunakan dalam komputer vektor, desain ini juga diimplementasikan pada prosesor komputer lain, seperti pada beberapa mikroprosesor Intel 960Itanium (IA64) dari Intel CorporationAlpha AXP dari DECR4x00 dari MIPS CorporationPowerPC dan Arsitektur POWER dari International Business Machine. Selain itu, RISC juga umum dipakai pada Advanced RISC Machine (ARM) dan StrongARM (termasuk di antaranya adalah Intel XScale), SPARC dan UltraSPARC dari Sun Microsystems, serta PA-RISC dari Hewlett-Packard.
Selain RISC, desain Central Processing Unit yang lain adalah CISC (Complex Instruction Set Computing), yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti Komputasi Kumpulan Instruksi yang kompleks atau rumit.

CISC
Definisi
Complex instruction-set computing atau Complex Instruction-Set Computer (CISC; “Kumpulan instruksi komputasi kompleks”) adalah sebuah arsitektur dari set instruksi dimana setiap instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari memory, operasi aritmetika, dan penyimpanan ke dalam memory, semuanya sekaligus hanya di dalam sebuah instruksi. Karakteristik CISC dapat dikatakan bertolak-belakang dengan RISC.
Sebelum proses RISC didesain untuk pertama kalinya, banyak arsitek komputer mencoba menjembatani celah semantik”, yaitu bagaimana cara untuk membuat set-set instruksi untuk mempermudah pemrograman level tinggi dengan menyediakan instruksi “level tinggi” seperti pemanggilan procedure, proses pengulangan dan mode-mode pengalamatan kompleks sehingga struktur data dan akses array dapat dikombinasikan dengan sebuah instruksi. Karakteristik CISC yg “sarat informasi” ini memberikan keuntungan di mana ukuran program-program yang dihasilkan akan menjadi relatif lebih kecil, dan penggunaan memory akan semakin berkurang. Karena CISC inilah biaya pembuatan komputer pada saat itu (tahun 1960) menjadi jauh lebih hemat.

Memang setelah itu banyak desain yang memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah, dan juga mengakibatkan pemrograman level tinggi menjadi lebih sederhana, tetapi pada kenyataannya tidaklah selalu demikian. Contohnya, arsitektur kompleks yang didesain dengan kurang baik (yang menggunakan kode-kode mikro untuk mengakses fungsi-fungsi hardware), akan berada pada situasi di mana akan lebih mudah untuk meningkatkan performansi dengan tidak menggunakan instruksi yang kompleks (seperti instruksi pemanggilan procedure), tetapi dengan menggunakan urutan instruksi yang sederhana.
Satu alasan mengenai hal ini adalah karena set-set instruksi level-tinggi, yang sering disandikan (untuk kode-kode yang kompleks), akan menjadi cukup sulit untuk diterjemahkan kembali dan dijalankan secara efektif dengan jumlah transistor yang terbatas. Oleh karena itu arsitektur -arsitektur ini memerlukan penanganan yang lebih terfokus pada desain prosesor. Pada saat itu di mana jumlah transistor cukup terbatas, mengakibatkan semakin sempitnya peluang ditemukannya cara-cara alternatif untuk optimisasi perkembangan prosesor. Oleh karena itulah, pemikiran untuk menggunakan desain RISC muncul pada pertengahan tahun 1970 (Pusat Penelitian Watson IBM 801 – IBMs)
Contoh-contoh prosesor CISC adalah System/360, VAX, PDP-11, varian Motorola 68000 , dan CPU AMD dan Intel x86.

Istilah RISC dan CISC saat ini kurang dikenal, setelah melihat perkembangan lebih lanjut dari desain dan implementasi baik CISC dan CISC. Implementasi CISC paralel untuk pertama kalinya, seperti 486 dari Intel, AMD, Cyrix, dan IBM telah mendukung setiap instruksi yang digunakan oleh prosesor-prosesor sebelumnya, meskipun efisiensi tertingginya hanya saat digunakan pada subset x86 yang sederhana (mirip dengan set instruksi RISC, tetapi tanpa batasan penyimpanan/pengambilan data dari RISC). Prosesor-prosesor modern x86 juga telah menyandikan dan membagi lebih banyak lagi instruksi-instruksi kompleks menjadi beberapa “operasi-mikro” internal yang lebih kecil sehingga dapat instruksi-instruksi tersebut dapat dilakukan secara paralel, sehingga mencapai performansi tinggi pada subset instruksi yang lebih besar.

07.55 blog informatika

Perbedaan antara RISC dan CISC 
RISC
Sejarah
Reduced Instruction Set Computing (RISC) atau “Komputasi set instruksi yang disederhanakan” pertama kali digagas oleh John Cocke, peneliti dari IBM di Yorktown, New York pada tahun 1974 saat ia membuktikan bahwa sekitar 20% instruksi pada sebuah prosesor ternyata menangani sekitar 80% dari keseluruhan kerjanya. Komputer pertama yang menggunakan konsep RISC ini adalah IBM PC/XT pada era 1980-an. Istilah RISC sendiri pertama kali dipopulerkan oleh David Patterson, pengajar pada University of California di Berkely.

Definisi
RISC, yang jika diterjemahkan berarti “Komputasi Kumpulan Instruksi yang Disederhanakan”, merupakan sebuah arsitektur komputer atau arsitektur komputasi modern dengan instruksi-instruksi dan jenis eksekusi yang paling sederhana. Arsitektur ini digunakan pada komputer dengan kinerja tinggi, seperti komputer vektor. Selain digunakan dalam komputer vektor, desain ini juga diimplementasikan pada prosesor komputer lain, seperti pada beberapa mikroprosesor Intel 960Itanium (IA64) dari Intel CorporationAlpha AXP dari DECR4x00 dari MIPS CorporationPowerPC dan Arsitektur POWER dari International Business Machine. Selain itu, RISC juga umum dipakai pada Advanced RISC Machine (ARM) dan StrongARM (termasuk di antaranya adalah Intel XScale), SPARC dan UltraSPARC dari Sun Microsystems, serta PA-RISC dari Hewlett-Packard.
Selain RISC, desain Central Processing Unit yang lain adalah CISC (Complex Instruction Set Computing), yang jika diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia berarti Komputasi Kumpulan Instruksi yang kompleks atau rumit.

CISC
Definisi
Complex instruction-set computing atau Complex Instruction-Set Computer (CISC; “Kumpulan instruksi komputasi kompleks”) adalah sebuah arsitektur dari set instruksi dimana setiap instruksi akan menjalankan beberapa operasi tingkat rendah, seperti pengambilan dari memory, operasi aritmetika, dan penyimpanan ke dalam memory, semuanya sekaligus hanya di dalam sebuah instruksi. Karakteristik CISC dapat dikatakan bertolak-belakang dengan RISC.
Sebelum proses RISC didesain untuk pertama kalinya, banyak arsitek komputer mencoba menjembatani celah semantik”, yaitu bagaimana cara untuk membuat set-set instruksi untuk mempermudah pemrograman level tinggi dengan menyediakan instruksi “level tinggi” seperti pemanggilan procedure, proses pengulangan dan mode-mode pengalamatan kompleks sehingga struktur data dan akses array dapat dikombinasikan dengan sebuah instruksi. Karakteristik CISC yg “sarat informasi” ini memberikan keuntungan di mana ukuran program-program yang dihasilkan akan menjadi relatif lebih kecil, dan penggunaan memory akan semakin berkurang. Karena CISC inilah biaya pembuatan komputer pada saat itu (tahun 1960) menjadi jauh lebih hemat.

Memang setelah itu banyak desain yang memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya yang lebih rendah, dan juga mengakibatkan pemrograman level tinggi menjadi lebih sederhana, tetapi pada kenyataannya tidaklah selalu demikian. Contohnya, arsitektur kompleks yang didesain dengan kurang baik (yang menggunakan kode-kode mikro untuk mengakses fungsi-fungsi hardware), akan berada pada situasi di mana akan lebih mudah untuk meningkatkan performansi dengan tidak menggunakan instruksi yang kompleks (seperti instruksi pemanggilan procedure), tetapi dengan menggunakan urutan instruksi yang sederhana.
Satu alasan mengenai hal ini adalah karena set-set instruksi level-tinggi, yang sering disandikan (untuk kode-kode yang kompleks), akan menjadi cukup sulit untuk diterjemahkan kembali dan dijalankan secara efektif dengan jumlah transistor yang terbatas. Oleh karena itu arsitektur -arsitektur ini memerlukan penanganan yang lebih terfokus pada desain prosesor. Pada saat itu di mana jumlah transistor cukup terbatas, mengakibatkan semakin sempitnya peluang ditemukannya cara-cara alternatif untuk optimisasi perkembangan prosesor. Oleh karena itulah, pemikiran untuk menggunakan desain RISC muncul pada pertengahan tahun 1970 (Pusat Penelitian Watson IBM 801 – IBMs)
Contoh-contoh prosesor CISC adalah System/360, VAX, PDP-11, varian Motorola 68000 , dan CPU AMD dan Intel x86.

Istilah RISC dan CISC saat ini kurang dikenal, setelah melihat perkembangan lebih lanjut dari desain dan implementasi baik CISC dan CISC. Implementasi CISC paralel untuk pertama kalinya, seperti 486 dari Intel, AMD, Cyrix, dan IBM telah mendukung setiap instruksi yang digunakan oleh prosesor-prosesor sebelumnya, meskipun efisiensi tertingginya hanya saat digunakan pada subset x86 yang sederhana (mirip dengan set instruksi RISC, tetapi tanpa batasan penyimpanan/pengambilan data dari RISC). Prosesor-prosesor modern x86 juga telah menyandikan dan membagi lebih banyak lagi instruksi-instruksi kompleks menjadi beberapa “operasi-mikro” internal yang lebih kecil sehingga dapat instruksi-instruksi tersebut dapat dilakukan secara paralel, sehingga mencapai performansi tinggi pada subset instruksi yang lebih besar.

Jumat, 05 September 2014

Jenis-jenis motherboard terbaru

Gigabyte luncurkan empat seri terbaru motherboard

1.      Motherboard Gigabyte G1 Gaming

Motherboard Gigabyte G1 Gaming, dengan jajaran motherboard-motherboard G1 Gaming series termasuk di dalamnya 797N-Gaming 5 Mini-ITX yang ringkas dan bertenaga. Seri ini menghadirkan solusi motherboard gaming yang cocok untuk setap jenis gamer. Apapun jenis game yang dimainkan.
 
2.      Motherboard Gigabyte Soc (Super Overlocking)

Motherboard Gigabyte Soc (Super Overclocking), motherboard ini dilengkapi dengan sekumpulan fitur-fitur OC unik dan desain hardware paling canggih. Di mana motherboard-motherboard Gigabyte 9 series overclocking ini memungkinkan pengguna awam melakukan overclock layaknya mereka yang profesional.
3.      Motherboard Gigabyte Ultra Durable Black Edition 

Motherboard Gigabyte Ultra Durable Black Edition, seri ini menunjukkan seperti apa kuatnya motherboard-motherboard. Setiap produk motherboard Gigabyte Black Edition ini telah mengalami tambahan testing selama 168 jam atau selama tujuh hari pengujian sebagaimana system server-grade di pabrik Gigabyte Nanping, Taiwan.
 

4. Motherboard Gigabyte Ultra Durable

Motherboard Gigabyte Ultra Durable, seri ini menggabungkan beragam fitur dan teknologi unik yang menawarkan konsumen sebuah platform terbaik untuk membangun PC baru mereka. Motherboard ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang biasanya hanya ditemukan pada motherboard yang lebih mahal, seperi teknologi transfer data SATA Express dan M.2.





23.26 blog informatika
Jenis-jenis motherboard terbaru

Gigabyte luncurkan empat seri terbaru motherboard

1.      Motherboard Gigabyte G1 Gaming

Motherboard Gigabyte G1 Gaming, dengan jajaran motherboard-motherboard G1 Gaming series termasuk di dalamnya 797N-Gaming 5 Mini-ITX yang ringkas dan bertenaga. Seri ini menghadirkan solusi motherboard gaming yang cocok untuk setap jenis gamer. Apapun jenis game yang dimainkan.
 
2.      Motherboard Gigabyte Soc (Super Overlocking)

Motherboard Gigabyte Soc (Super Overclocking), motherboard ini dilengkapi dengan sekumpulan fitur-fitur OC unik dan desain hardware paling canggih. Di mana motherboard-motherboard Gigabyte 9 series overclocking ini memungkinkan pengguna awam melakukan overclock layaknya mereka yang profesional.
3.      Motherboard Gigabyte Ultra Durable Black Edition 

Motherboard Gigabyte Ultra Durable Black Edition, seri ini menunjukkan seperti apa kuatnya motherboard-motherboard. Setiap produk motherboard Gigabyte Black Edition ini telah mengalami tambahan testing selama 168 jam atau selama tujuh hari pengujian sebagaimana system server-grade di pabrik Gigabyte Nanping, Taiwan.
 

4. Motherboard Gigabyte Ultra Durable

Motherboard Gigabyte Ultra Durable, seri ini menggabungkan beragam fitur dan teknologi unik yang menawarkan konsumen sebuah platform terbaik untuk membangun PC baru mereka. Motherboard ini dilengkapi dengan fitur-fitur yang biasanya hanya ditemukan pada motherboard yang lebih mahal, seperi teknologi transfer data SATA Express dan M.2.